Di Sulawesi Selatan, sarung sudah menjadi identifikasi masyarakat dan berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban. Penggunaannya disesuaikan dengan berbagai kondisi sehari-sehari bahkan untuk acara-acara besar. Dalam masyarakat Bugis, menggunakan sarung disebut Mallipa’. Menggunakan sarung menjadi pelengkap primer dalam kehidupan sehari-hari dari penggunaan untuk ibadah, tidur, bahkan untuk mandi sekalipun.
Bagi masyarakat kota Parepare layaknya masyarakat Bugis pada umumnya, sarung adalah salah satu pakaian kehormatan yang menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi dalam adat istiadat. Sebagian besar fungsi sarung menjadi pelengkap baju adat dan acara besar keagamaan.
Alat lesung untuk acara menumbuk lesung |
Pembukaan Acara |
Tari-tarian pembuka |
Makkanyareng (naik kuda) |
Dinas olahraga, pemuda dan pariwisata Parepare Sulawesi Selatan menggelar untuk pertama kalinya di Sulawesi Selatan, sebuah festival sarung dengan tajuk ” Festival Mallipa’ 2015. Festival ini bertujuan memotivasi masyarakat untuk mengapresiasi dan melestarikan budaya lokal dengan tradisi sarung. Dengan festival sarung, masyarakat bekerjasama mewujudkan refleksi tradisi leluhur sebagai bentuk penyatuan aspirasi masyarakat melalui kebudayaan dan kearifan lokal.
Perhelatan festival Sarung atau Festival Mallipa’ 2015 digelar di Wattang bacukiki, kota Parepare tanggal 14-15 Maret 2015. Berbagai acara seni budaya ditampilkan antara lain Teatrikal Budaya, Seni tradisional, Wisata sungai Karajae, dan berbagai macam lomba olahraga Tradisional. uniknya, para peserta menggunakan sarung bahkan pengunjung juga diharapkan menggunakan sarung untuk datang di perhelatan budaya ini.
Penumbuk Lesung dalam bentuk tarian |
Kelong To Riolo, Sajian musik tradisional |
0 comments