Ritual Saling Tendang Dalam Tradisi Pesta Panen Toraja

By Indra J Mae - March 11, 2015


Sisemba’ dalam bahasa Toraja berarti saling tendang. Sisemba’ merupakan salah satu bentuk tradisi dimana saling menendang dilakukan ratusan warga dilapangan terbuka. Aktiftas saling terjang ini nampak terkesan tanpa aturan. Sejak tradisi ini digelar, sudah banyak orang yang mengalami luka dan patah tulang namun tradisi ini tetap berlangsung dari generasi kegenerasi.
Sisemba adalah rangkaian ritual dalam pesta panen raya yang masih dianut oleh masyarakat setempat. Tarian ma’gellu atau tarian khas toraja diperagakan merupakan pertanda ritual panen raya pun segera dimulai. Tradisi me’gellu adalah tarian kegembiraan dan ungkapan rasa terima kasih sedang tradisi Ma’lambuk atau menumbuk lesung padi diyakini sebagai sakralitas simbol untuk pengusir hama padi, semakin tinggi irama lesung maka semakin banyak hama yang diusir.
Usai ritual dan tari-tarian digelar, Sisemba pun siap untuk dilakukan, semua warga dari berbagai wilayah berkumpul masing-masing dalam kelompoknya menunggu aba-aba dari panitia. Saling terjang pun terjadi, bunyi pukulan terdengar tanpa henti diiringi teriakan-teriakan keras. Kendati terkesan anarkis namun tradisi sisemba ini tetap memiliki aturan yakni lawan yang sudah terjatuh tak bisa lagi ditendang. 
Aturan yang paling utama adalah tidak boleh tersimpan dendam diantara mereka. Masyarakat yang menjadi peserta mengakui, bahwa cedera dan rasa sakit dalam arena merupakan resiko yang harus diterima. Tradisi sisemba mengandalkan kekuatan kaki untuk saling mejatuhkan lawan. Setiap peserta berpasangan dan saling berpegangan tangan untuk mendapatkan kekuatan terjangan yang lebih kuat. Mereka saling berusaha untuk menjatuhkan lawan dari berbagai arah dan posisi bahkan saling menerjang bersamaan.
Dalam proses berjibaku sisemba, para tokoh adat berada ditengah kubu untuk melerai peserta yang dianggap melanggar aturan. Uniknya, meski banyak yang terluka dan penuh emosi namun emosi para peserta ini hanya ada dalam arena sisemba. Jika tradisi sisemba telah usai pesertanya pun bubar tanpa menyimpan rasa dendam satu sama lain.
Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur, sebuah tuntutan adat bagi warga setempat berdasarkan keyakinan agar semakin bersemangat untuk mendapatkan hasil panen yang berlimpah pada tahun berikutnya. Jika tidak menggelar tradisi sisemba maka warga meyakini panen mereka akan gagal. 
(reporter: Yahya maulana/ editor: Indra Mae/ foto: letmeshowyouaround)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments