Fenomena Aneh bulan ramadhan Di makassar

By Indra J Mae - March 02, 2015

Bulan suci Ramadhan kini bersiap-siap datang dan dengan penuh suka cita, seluruh umat muslim menyambut bulan yang penuh berkah ini untuk memohon ampunan, hidayah dan rahmat yang berlimpah dari sang kuasa.
Sepanjang umur menikmati bulan suci ini, saya sering meresapi dan menikmati kelebihannya, kumpul bersama keluarga ketika berbuka… kolak ubi, pisang ijo, es buah dan lainnya. juga ketika kita semua pada harus saweran duit buat buka bersama di kantor atau ditempat-tempat tongkrongan… Tarawih bersama dan jalan pagi usai sholat subuh. Semua dilewati dengan perasaan tenang, damai dan  suka cita, tentunya.
Perasaan tenang..!?? Damai..??! kata-kata itu mungkin bisa saja hanya sekedar kata kiasan untuk melengkapi atribut untaian kata yang mengagungkan Bulan Ramadhan selama ini. biar bisa menjadi sugesti bahwasanya memang kita harus mengimani bulan ini dengan cara yang sudah ditetapkan kendati perasaan “tenang” dan “damai” itu mungkin bermakna kiasan. perasaan tenang itu sudah barang tentu hanya dimiliki segelintir orang atau kelompok masyarakat tertentu di kota ini. tidak perlu dijelaskan lagi, siapa sebagian kecil kelompok itu.
sebagian besarnya..??? sebagian besar masyarakat di Kota Makasar menunaikan ibadah bulan ramadhannya, sepanjang tahun hanya diramaikan dengan tawuran dan perang kelompok dilingkungannya. Rutinitas itu selalu dipastikan terjadi usai sholat subuh. Perang antar kelompok sering terjadi menjelang dini hari pada saat tiba waktu sahur… dan ironisnya aktifitas brutal ini malah makin menjadi-jadi pada Bulan Ramadhan… berbagai titik titik rawan konflik tawuran yang ada disetiap sudut kota setiap waktu siap meledak.
Pemandangan setiap malam dan subuhku yaitu rombongan ABG yang beramai-ramai menggeber mesin-mesin motor dengan keras, membentuk kelompok-kelompok. Setiap usai sholat subuh, mereka akan menggelar balapan liar di beberapa ruas jalan-jalan besar. Kendaraan mereka melaju dijalan raya dengan sangat kencang.. tidak peduli dgn pengguna jalan. Kostum balapan mereka, pada umumnya cuma pake Kopiah dan sarung..
Setiap malam tarawih, mesjid-mesjid nampak cukup padat, tapi….. pemandangan yang pada umumnya nampak dilingkungan mesjid itu adalah…. entah berapa puluh pasang anak-anak muda yang sedang pacaran terang-terangan ditempat-tempat pojokan mesjid, sambil mengenakan seragam sholat masing-masing. Mereka tidak peduli lagi kalau sholat tarawih sudah berlangsung, pacaran mereka jalan terus, bahkan seringkali terlihat nampak berdua dalam satu sarung.. Mau bukti!! ini bisa anda dapatkan apabila sudah memasuki pertengahan bulan Ramadhan.
Dibeberapa mesjid tertentu, Jika usai sholat dan keluar dari mesjid, kaki kita harus sedikit gesit menghindari rintangan-rintangan. rintangannya…. manusia-manusia kumal yang bertumpuk didepan mesjid sambil menengadahkan tangan atau mengajukan kaleng rombeng… Mereka terdiri dari sebagian besar ibu-ibu, ada juga yang sambil menggendong anak. Apakah mereka datang ke tempat ibadah ini hanya untuk meminta-minta..? menjadi fakir miskin..? padahal tubuh dan kondisi mereka sepertinya sehat tanpa cacat.  sembahyang pun mereka tidak, sedang persediaan buka puasa diembat beramai-ramai. sebelum jamaah mesjid bubar mereka sudah bertumpuk didepan pintu-pintu mesjid.  dalam kondisi seperti ini, bisa-bisa juga mereka sudah membentuk kelompok-kelompok sendiri dan mengkapling tempat yang menjadi otoritas wilayahnya masing-masing. Keadaan ini akan berakhir dengan sendirinya begitu Bulan Ramadhan pergi.
Berbagai tempat dimanapun yang menjadi publik area, maka bebunyian dan gelegar yang akan kita respon sepanjang malam adalah ledakan mercon dan petasan .!!! jenis aktifitas ini tidak mengenal umur..tua, muda, anak kecil, semuanya memainkan barang sialan itu sampai bahkan ditengah keramaian, tanpa henti. Dan sekali lagi, herannya.. ini menjadi rutin pada bulan Ramadhan….
Ketika bunyi mercon dan petasan reda, suasana pada jam-jam malam biasanya menyenangkan, adem dan bersahabat, aapalagi nongkrong sembari menunggu sahur… tapi jangan harap anda bisa menikmatinya begitu saja karena tidak lama kemudian, gempita musik elekton pun mulai terdengar. Alunan musik dangdutnya betul-betul dijamin merusak ketenangan. Tradisi musik jalanan ntuk sahur ini sudah berlangsung lama di Makassar dimana awalnya hanya berupa sekumpulan orang yang memainkan alat-alat musik sederhana untuk keperluan sahur. Entah bagaimana, pada akhirnya berkembang menggunakan elekton yang dibawa dengan gerobak bersama perangkat sound sistemnya.
Ketika mereka berhenti disuatu tempat dan beraksi dengan lagu2 dangdutnya, maka tak lama kemudian sekelompok anak muda (pake kopiah) akan mendatangi sambil mengacungkan kotak untuk minta uang… ini uang untuk apa? kenapa saya harus mengeluarkan uang untuk bebunyian yang tidak jelas ini? apa hubungannya musik dangdut yang pekak ini dengan bulan Ramadhan? tapi, mereka mana peduli.. yang jelas mereka sebaiknya dibayar agar bisa cepat pergi. Namun belum bernafas lega.. kelompok sejenis muncul satu lagi, dan tak kalah hingar bingarnya.. lengkap dengan kelip-kelip lampu dan biduan sexynya.. dalam sejam saja, anda akan disuguhi dahsyatnya musik elekton ini sampai 5 – 6 kelompok. Herannya, ini cuma akan anda dapati dibulan Ramadhan saja…dan konon kabarnya, fenomena ini hanya terjadi di Makassar.
Bulan Ramadhan datang membawa berkah, rahmat, keunikannya kendati masalah-masalah sosial harus membuat suasananya menjadi aneh bagiku.. Entah keanehan apalagi pada bulan Ramadhan kali ini, jika melihat harga-harga kebutuhan ekonomi semakin melambung tinggi. 

  • Share:

You Might Also Like

1 comments

  1. wah sekarang begitu di Makassar ya? Klo begitu untung sudah pindah ma kodong dari sana

    ReplyDelete